Senin, 10 Desember 2012

DOA HARIAN, MENJAWAB SEGALA KEBUTUHAN

DOA HARIAN, MENJAWAB SEGALA KEBUTUHAN

Adalah baik jika seseorang membiasakan doa-doa harian yang bersifat ta'abbudiyah maupun adab. Seperti doa sebelum dan sesudah makan, hendak tidur dan setelah bangun, masuk masjid atau keluar, maupun doa-doa lain yang disyariatkan. Ketika ia menjalaninya dalam rangka menjalani sunnah, ia mendapatkan pahala. Inilah fungsi doa yang disebut dengan du'a al-'ibaadah (doa sebagai realisasi ibadah). Namun ada fungsi lain dari doa, yang disebut dengan du'a al-mas'alah (doa sebagai permohonan). Ketika doa dilantunkan tanpa adanya kesadaran bahwa dirinya sedang memohon kepada Allah, maka maksud yang dikehendaki dari makna doa tidak akan terwujud.

Nabi shalallahu 'alaihi wasalam bersabda,
"Berdoalah kepada Allah sedangkan kamu dalam keadaan yakin akan dikabulkan, dan ketahuilah bahwa Allah tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai dan alpa." (HR Tirmidzi, al-Albani mengatakan, "hasan").

Andaikan seorang muslim membiasakan diri dengan doa-doa harian yang disyariatkan, sekaligus diiringi dengan kesengajaan dan pengharapan sebagaimana makna yang terkandung dalam doa, niscaya tercoverlah kebutuhan-kebutuhannya, baik yang bersifat duniawi maupun ukhrawi. Karena doa-doa yang Nabi ajarkan dari bangun tidur hingga bangun tidur kembali sudah mencakup segala hal yang dibutuhkan manusia, baik kemaslahatan diiniyyah maupun dunyawiyyah. Permohonan sehat dan dijaga dari penyakit, kemudahan segala urusan, permohonan rezeki, perlindungan dari segala gangguan setan dan keburukan, maupun permohonan jannah dan terhindar dari neraka.

Generasi terbaik di kalangan sahabat, berusaha menghadirkan pengharapan saat berdoa dengan suatu doa yang menjadi rutinitas harian. Ibnu Katsier dalam tafsirnya menyebutkan riwayat dari Ibnu Abi Hatim, bahwa 'Irak bin Malik, selepas shalat Jumat beliau berdiri di pintu masjid beliau berdoa dengan doa keluar masjid lalu berkata, "Ya Allah, saya telah memenuhi panggilan-Mu, lalu shalat dengan shalat yang Engkau fardhukan atasku, akupun hendak bertebaran di muka sebagaimana yang Engkau perintahkan, maka berilah rezki kepadaku dari karuia-Mu, karena Engkau adalah sebaik-baik Pemberi rezki."

Perlu kiranya digarisbawahi, bahwa doa dengan segala kelebihan dan faedahnya, tidak menafikan atau menghapus keharusan untuk ikhtiyar. Masing-masing memiliki kadar tersendiri sebagai sebab terkabulnya doa, di samping juga memiliki nilai ibadah tersendiri Wallahu a'lam.