KHASIAT DOA SEPANJANG MASA
Allah telah banyak mengisahkan dahsyatnya doa, yang menjadi
solusi problem-problem besar dan menjadi sebab yang menyelamatkan dalam banyak
peristiwa genting dari zaman ke zaman. Dan meski dengan variasi dan kadar yang
berbeda, sebenarnya problem-problem yang di hadapi manusia dari zaman ke zaman
memiliki karakter yang nyaris sama.
Jika di zaman ini banyak orang yang galau, atau berduka
lantaran kesulitan yang menghimpitnya, maka dahulu Nabi Yunus 'alaihissalam
pernah mengalami hal yang sama dan bahkan lebih berat. Toh, kegalauan itu
akhirnya sirna dengan doa beliau, "laa ilaaha illa anta subhaanaka inni
kuntu minazh zhaalimin," Karena Allah menjawab doa beliau dengan
firman-Nya, "Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya dari
pada kedukaan." (QS al-Anbiya' 88)
Maka adakah orang yang sedang menyandang kesulitan hari ini
mengingat dan berdoa sebagaimana doa beliau?
Jika sekarang banyak orang menderita sakit yang tak kunjung
sembuh, dan tak jarang kesulitan untuk menemukan sebab dan obatnya, hal yang
sama pernah menimpa Nabi Ayyuub 'alaihissalam.
Dan pada akhirnya penyakit beliau sembuh dengan doa,
"Rabbi inni massaniyadh dhurru wa Anta Arhamur
Raahimiin",
Karena Allah menjawab doa beliau dengan firman-Nya,
"Maka Kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit
yang ada padanya." (QS al-Anbiya' 84)
Jika sekarang banyak orang mengalami rasa takut akan
datangnya bencana, atau khawatir dengan bahaya yang mengancam, solusi dari
semua itu juga telah ditempuh oleh Nabi yang mulia, Muhammad shalallahu 'alaihi
wasalam, yakni dengan doa, "hasbunallahu wa ni'mal Wakiil", maka
Allah menghindarkan mereka dari bahaya, sebagaimana firman-Nya,
"Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia (yang
besar) dari Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-apa," (QS Ali Imran
174)
Begitulah doa, mampu menjadi solusi saat manusia angkat
tangan untuk memberi solusi. Doa juga efektif menjadi jalan keluar ketika
segala cara menemui jalan buntu. Doa juga mampu mencegah bahaya, yang dosisnya
tidak mampu dibendung oleh kekuatan manusia.
Semestinya doa bukan menjadi alternatif terakhir, atau ia baru diingat setelah
ikhtiyar tak menghasilkan jalan keluar. Mestinya doa tetap mengiringi sebelum,
di saat dan setelah ikhtiyar ragawi dilakukan.
Faktanya, masih jamak terjadi di kalangan kaum muslimin.
Mereka begitu getol dan rajin berdoa saat menghadapi situasi khusus. Saat anak
mencari sekolah, ketika sedang mencari lowongan kerja, tatkala ada keluarga
yang sakit, atau ketika ada tanda-tanda bencana akan terjadi. Selebihnya, tak
ada doa dipanjatkan, tak tersirat dalam pikirannya bahwa Allahlah yang kuasa
segalanya, untuk memberi atau menahan sesuatu yang diharapkan.
Manusia tidak lepas sedikitpun dari pertolongan Allah untuk
meraih kesuksesan. Sehingga ia perlu berdoa kepada Allah untuk kebaikan seluruh
urusannya, bukan hanya mengandalkan kehebatan dirinya yang hakikatnya sangat
lemah tanpa pertolongan Allah. Karenanya, di antara doa yang diajarkan oleh
Nabi shalallahu 'alaihi wasalam adalah,
"Ya Allah, rahmat-Mu aku harap, dan janganlah Engkau
serahkan (nasib) diriku kepada diriku sendiri meski hanya sekejap mata,
perbaguslah untukku segala urusanku, tidak ada ilah yang haq kecuali
Engkau." (HR Abu Dawud)
<< Beranda