Rabu, 09 Mei 2012

MENJAGA LISAN

MENJAGA LISAN 

Berbicara itu sangat mudah yang berat adalah mempertanggung jawabkan setiap perkataan, akhlak seseorang bisa tampak dari kata-katanya.

Bila diumpamakan seperti sebuah teko, maka moncong teko akan mengeluarkan apa yang ada di dalamnya, bila isinya susu maka susu lah yang keluar dan bila isinya air comberan maka air comberanlah yang keluar.

Rosululloh Shalallohu ‘alaihi wasallam bersabda “Barangsiapa yang menjamin untukku apa yang berada di antara dua rahang dan apa yg ada di antara dua kaki maka aku akan menjamin baginya surga .”(HR At-Tirmidzi no. 2411)

Semakin banyak bicara semakin besar peluang dosa dan celaka, maka lebih baik seperti apa yang di sampaikan Rosululloh Shalallohu ‘alaihi wasallam.“Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia berbicara yang baik atau diam” (HR. Bukhari).

Berbicara itu sesungguhnya tidak mudah bagi yang berhati bersih, Bila bicara yakin akan membawa kebaikan maka bicara lebih baik dari pada diam, bila ragu maka diam itu lebih baik.
Lidah adalah penterjemah dari obyek hati

Lidah adalah pemandu bagi akal dan pikiran seseorang
Lidah juga adalah penanaman akhlak pada seseorang.

Dua orang yang berteman penuh keakraban bisa dipisahkan dengan lisan.
Seorang bapak dan anak yang saling menyayangi dan menghormati pun bisa dipisahkan karena lisan.
Suami istri yang saling mencintai dan saling menyayangi bisa dipisahkan dengan cepat karena lisan.
Bahkan darah seorang muslim dan mukmin yang suci serta bertauhid dapat tertumpah karena lisan.

Ingat kita tak akan celaka oleh perkataan siapapun selain lisan kita sendiri ...